Langsung ke konten utama

Tropisme

1. Tropisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tropisme pergerakan dalam pertumbuhan sel (umumnya pada sel tumbuhan) yang menyebabkan pergerakan organ tumbuhan utuh menuju atau menjauhi sumber rangsangan (stimulus). Apabila pergerakan pertumbuhan menuju ke arah sumber rangsangan maka disebut tropisme positif, sedangkan pergerakan pertumbuhan yang menjauhi sumber rangsangan disebut tropisme negatif. Secara etimologis, tropisme berasal dari bahasa Yunani "tropos" yang memiliki makna "berputar". Saat ini telah ditemukan beberapa macam tropisme berdasarkan sumber stimulus atau rangsangannya.

Jenis-jenis tropisme

Fototropisme

Fototropisme adalah gerak sebagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh rangsang cahaya Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptilmerupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap adalah lebih cepat dibandingkan dengan sel-sel pada sisi yang lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas. Hipotesislainnya menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang memicu respons pertumbuhan. Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom dan sangat sensitif terhadap cahaya biru. tube

salah satu contoh tigmotropisme pada Brunnichia ovata
Tigmotropisme adalah Kata ini berasal dari bahasa Yunani "thigma" yang berarti "sentuhan". Contoh dari tigmotropisme adalah pertumbuhan tanaman sulur seperti anggur dan tanaman yang pertumbuhannya merambat dan memiliki sulur yang membelit bagian penopangnya. Sulur tanaman akan tumbuh lurus hingga menyentuh sesuatu. Adanya kontak sulur tersebut merangsang sulur untuk tumbuh melilit, karena terjadi perbedaan kecepatan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan sel-sel yang terkena sentuhan akan memproduksi auksin sehingga pertumbuhannya menjadi lebih cepat hingga membengkok dan melilit sumber sentuhan. Contoh lainnya adalah sentuhan angin kencang pada tebing bukit membuat pohon-pohon yang tumbuh di sekitarnya memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk apabila dibandingakan dengan pohon yang sama pada daerah yang terlindungi dari angin kencang. Respon perkembangan tumbuhan terhadap gangguan mekanis ini biasa disebut tigmomorfogenesis dan umumnya disebabkan peningkatan produksi etilen. Gas etilen ini merupakan hormon yang dibentuk sebagai respon terhadap rangsangan sentuhan yang hebat.

Gravitropisme (Geotropisme)


Germinasi biji Hippuris vulgarismenunjukkan gejala gravitropisme.
Gravitropisme adalah pertumbuhan sel-sel tanaman karena dipengaruhi oleh gravitasi. Bila suatu benih diletakkan dalam keadaan sembarang, maka tunas akan tumbuh membengkok ke atas dan akar akan tumbuh ke bawah. Pertumbuhan akar merupakan gravitropisme positif, sedangkan pertumbuhan tunas adalah gravitropisme negatif. Gravitropisme ini mulai terjadi setelah proses perkecambahan biji. Tumbuhan dapat membedakan arah atas dan bawah dengan pengendapan statolit. Statolit adalah plastidakhusus yang mengandung butiran pati padat dan terletak pada posisi rendah, misalnya pada bagian tudung akar. Adanya penumpukan statolit pada akar dapat memicu distribusi kalsium dan auksin. Namun, tanaman yang tidak memiliki statolit pun masih dapat mengalami gravitropisme yang disebabkan kinerja sel akar yang dapat berfungsi sebagai indera dan menginduksi perenggangan protein sel ke atas dan penekanan protein sel tanaman ke sisi bawah akar.

Termotropisme

Termotropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan berupa panas atau perubahan panas. Salah satu contoh termotropisme adalah pertumbuhan daun tanaman Rhododendron yang dapat menjadi keriting dan menunduk ke bawah apabila suhu lingkungan mencapai -1 °C. Hal ini diduga merupakan salah satu cara menghindari kekeringan daun di musim dingin dan mencegah pembukaan stomata. Pada pagi hari di musim dingin, daun Rhododendron akan merunduk ke arah bawah karena adanya kenaikan suhu yang disebabkan sinar matahari pagi. Hal ini berakibat pada membran seluler yang membeku akan mencair. Peristiwa ini terjadi berulang setiap hari pada musim dingin. Untuk menghindari kerusakan membran seluler karena peristiwa pencairan-beku berulang, daun tanaman ini akan menghadap ke bawah dan berbentuk keriting. Sebagian dari ujung batang tanaman akan tumbuh dan bergerak ke arah sumber panas apabila suhunya rendah, namun bila suhunya tinggi, ujung batang akan menjauhi sumber panas tersebut. Sementara itu, pertumbuhan akar terhadap rangsangan panas belum ditemukan dengan jelas karena setiap tanaman memiliki karakteristik pergerakan pertumbuhan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.

Skototropisme


Skototropisme (bahasa Yunani, skotos, erarti kegelapan, kekelaman) adalah pergerakan pertumbuhan ke arah kegelapan. Hal ini merupakan kebalikan dari fototropisme sehingga disebut sebagai fototropisme negatif. Contohnya adalah beberapa tumbuhan tropis merambat.


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tropisme

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemantulan Cahaya

Pengertian Pemantulan Cahaya dan Macam-Macamnya Setiap pagi sebelum berangkat sekolah pasti bercermin terlebih dahulu  kan ? Untuk melihat penampilan,  memastikan apakah seragam yang dipakai sudah rapi atau belum, atau hanya untuk memastikan rambut masih berantakan atau tidak.  Nah,   Squad   tau   tidak saat kita bercermin ternyata ada proses pemantulan cahaya   lho. Contoh pemantulan cahaya (Sumber: media.giphy.com) Lalu apa  sih  pemantulan cahaya? Pemantulan cahaya adalah proses perubahan arah rambat cahaya ke sisi ‘medium’ asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium. Secara sederhana,  pemantulan cahaya  adalah  proses terpacarnya kembali cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya. Ditinjau dari segi arah sinar pantul atau bentuk permukaan benda  yang memantulkan cahaya, terdapat dua jenis pemantauan yaitu: 1. Pemantulan Teratur ( Specular Reflection ) Apabila benda-benda seperti cermi...

Sifat-Sifat Cahaya

Mengenal Macam-macam Sifat Cahaya Pada materi ini, kita akan membahas macam-macam sifat cahaya. Langsung saja kita mulai,  yuk ! Cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik. Energi tersebut merupakan energi kasat mata yang memiliki panjang gelombang 380–750 nm.  Nah,  gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium dalam perambatannya. Jadi, cahaya juga tidak memerlukan medium untuk merambat.  Benda dikatakan sebagai sumber cahaya ketika benda-benda tersebut mampu memancarkan gelombang cahaya. Contohnya ialah matahari, api, lampu, dan lain-lain. Selain benda yang memancarkan cahaya, ada juga benda gelap. Benda gelap merupakan benda tidak berpijar atau tidak memancarkan gelombang cahaya. Benda gelap dibagi menjadi 3 macam, yaitu benda tak tembus cahaya yang tidak dapat meneruskan cahaya, seperti dinding dan batu; benda bening yang dapat meneruskan cahaya, seperti kaca; dan benda tembus cahaya yang dapat meneruskan sebagian cahaya, se...

Zat Aditif (Pemberi Aroma)

Pemberi Aroma Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan. Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma ada yang bersifat alami dan sintesis. Zat pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya dari ekstrak buah strawberry, ekstrak buah anggur, minyak atsiri atau vanili disebut pemberi aroma alami. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis, misalnya amil kaproat (aroma apel) amil asetat (aroma pisang ambon), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur) disebut pemberi aroma sintetis. Selai merupakan salah satu contoh bahan makanan yang menggunakan zat pemberi aroma. sumber : https://emaanur.wordpress.com/kelas-viii/semester-1/zat-aditif-dan-adiktif/materi-pembelajaran/materi-kd-3-7/